Spesifikasi Windows
98 :
-
Prosesor 66
MHz
-
RAM 16 MB
-
VGA 2 MB
-
225 MB Free Harddisk Space
Spesifikasi Windows XP :
-
Prosesor 233 MHz
-
RAM 64 MB
-
VGA 2 MB
-
3 GB Free Harddisk Space
Spesifikasi Windows Vista :
-
Prosesor 800 MHz
-
RAM 512 MB
-
VGA 64 MB
-
15 GB Free Harddisk Space
Jika ingin menggunakan tampilan
Aero, maka:
-
Prosesor 1GHz
-
RAM 1 GB
-
VGA 128 MB dengan DirectX
9.0 Support
Spesifikasi Windows 7 :
-
Prosesor 1GHz
-
RAM 1 GB
-
VGA 128 MB dengan DirectX
9.0 Support
-
16 GB Free Harddisk Space
Spesifikasi Ubuntu :
-
Prosesor 300 MHz
-
RAM 64 MB
-
VGA 2 MB
4 GB Free Harddisk Space
Spesifikasi Windows MAC OS X Snow Leopard :
-
Mac Computer dengan
prosesor Intel
-
RAM 1 GB
-
VGA 128 MB
-
5 GB Free Harddisk
Space
1.
Media Penyimpanan
Kalau kita berbicara mengenai komputer
maka tidak terlepas dengan media penyimpanan
atau lebih dikenal
dengan istilah 'storage'.
Perkembangan media penyimpanan atau
storage seiring dengan perkembangan perangkat
keras atau hardware
lain seperti prosesor.
Perkembangan prosesor khususnya
kelas PC (personal computer) kalau kita lihat
tingkatannya sebagai berikut - XT, 286, 386, 486, Pentium I, Pentium II, Pentium III dan Pentium IV. Kemudian untuk media penyimpanan kalau
kita lihat ke tahun-tahun di
belakang. Awalnya kita berbicara mengenai KB (kilobyte = 1024 byte) kemudian
berkembang menjadi MB (Megabyte = 1024 KB). Namun, saat ini sudah menggunakan
GB (Gigabyte = 1024 MB). Bahkan di bidang storage terutama backup, saat ini sudah mencapai Terabyte
(TB = 1024 GB) dan sedang dikembangkan teknologi untuk mencapai
tingkatan Petabyte (1024 TB).
Kita lihat urutannya di tabel berikut
ini:
Byte |
= |
8 bits |
Kilobyte |
= |
1,024 bytes |
Megabyte |
= |
1,048,576 bytes = 1,024 KB |
Gigabyte |
= |
1,024 MB |
Terabyte |
= |
1,024 GB |
Petabyte |
= |
1,024 TB |
Exabyte |
= |
1,024 PB |
Zettabyte |
= |
1,024 XB |
Yottabyte |
= |
1,024 ZB |
-
'fixed' media adalah teknologi media storage di mana 'head'
untuk tulis / baca dan medianya
(disk platter) dalam satu unit
yang sama contohnya harddisk.
-
removable media, adalah teknologi
media storage di mana 'head' untuk tulis / baca terletak pada
'drive' dan cartridge (tape) untuk menyimpan data dan bisa dibawa/pindah contohnya yaitu tape drive dengan tape
cartdrige. Media tape ini dapat dibawa atau disimpan
di tempat yang terpisah dari drivenya. Ada keuntungan dengan media yang bisa dipindahkan ini, antara lain adalah tape
selain bisa dibawa-bawa dan bisa disimpan di
lokasi lain, hal ini digunakan atau diimplementasikan dalam 'disaster
recovery plan' atau rencana / prosedur
terhadap bencana. Misalnya katakanlah gedung terbakar dan semua komputer dan informasi di dalam kantor
tersebut habis terbakar. Dengan adanya tape media
yang berisi data perusahaan yang sudah dibackup, meskipun tidak up-to-date atau bukan data terkini, namun setidaknya masih
ada data perusahaan yang bisa digunakan atau
data-data penting misalnya tagihan ke pelanggan, data penelitian dan data-data penting
perusahaan lainnya.
Masing-masing tipe media storage mempunyai ciri khas tersendiri berikut harga, unjuk kerja, handal, kelebihan serta kelemahannya.
Kelebihan dan Kelemahan media penyimpanan
:
a.
Flashdisk
Kelebihan
Bentuk yang kecil hingga mudah dibawa, Harga relative murah.
Kelemahan
Karena bentuk yang kecil, hingga rawan hilang. Removable storage, hingga data rawan rusak.
Kelebihan
Aman dari serangan virus, karena proses penulisan data pada
disk membutuhkan sinar optik yang dikendalikan oleh software khusus.
Kelemahan
menyimpan file dalam bentuk copy cd adalah
daya tahan replikasi cdnya
yang tidak terlalu lama. Semakin sering di pakai maka permukaan
cd vcd lama kelamaan akan semakin
kasar dan penuh baret2 karena gesekan dengan head cd vcd rom.
a.
Harddisk
Kelebihan
Kapasitas besar, Pembacaan data lebih cepat, Relative tahan lama, Storage yang cukup aman
Kelemahan
Harga relative mahal, Rawan terjadi bad
sector, Bentuk fisik yang relative besar dan
berat, Motor listrik yang memiliki batas usia tertentu, rata-rata
700.000 jam penggunaan, Mudah rusak jika terkena benturan fisik.
A.
Mensetting Bios
BIOS merupakan Singkatan dari Basic Input Output System. Suatu program kecil yang terletak di chip motherboard berguna untuk mengatur dan mengontrol hardware komputer sebelum sistem operasi diload
Program
BIOS Setup yang memungkinkan pengguna
untuk mengubah konfigurasi komputer (tipe harddisk, disk drive, manajemen daya listrik,
kinerja komputer, dll) sesuai keinginan.
Alur proses Booting / Bootup
Saat kita menyalakan komputer dengan menekan
tombol Power, maka pertama-tama komputer akan mengecek kondisi power
supply itu sendiri dan akan memberikan indikator tersebut akan diterima oleh processor bahwa sinyal power adalah baik.
Saat dikenali sumber tegangan maka CPU
akan membaca ROM-BIOS. Apabila kode ini telah
terbaca maka ROM-BIOS akan segera mengecek fungsi-fungsi bagian utama hardware, apakah sudah bekerja dengan baik atau tidak.
Jika booting yang dilakukan secara
cold-boot, maka ROM-BIOS melakukan memerintahkan secara penuh pada POST (Power On Self Test). Namun jika
booting yang dilakukan adalah warm-boot
maka hanya sebagian test memori pada
POST hanya membaca sebagian. Jadi POST bisa menjelaskan tentang keberadaan komponen-komponen seperti melakukan inisialisasi video adapter, card video, dan memori video, dan selanjutnya menampilkan informasi
konfigurasi atau beberapa kesalahan. Sedangkan BIOS mengidentifikasi tampilan versi BIOS, pabrik pembuat, dan tanggalnya. Selain itu melakukan
pengetesan terhadap memori beberapa kapasitas memori yang bisa
digunakan. Dan yang juga penting bahwa pada saat
ROM BIOS melakukan startup secara rutin
akan menampilkan informasi yang disimpan di CMOS tentang kondisi Sistem operasi,
floppy, CD-Rom, dan harddisk.
Setelah proses test selesai dan semua hardwarde teridentifikasi baik, maka BIOS akan mencari dimana sistem operasi berada, umumnya sistem operasi ini berada pada storage device. Urutan pencarian sistem operasi pada storage device pada BIOS berdasarkan pada settingan boot sequence BIOS itu sendiri.
Jika kita akan menginstal sistem operasi dari sebuah CD maka rubah urutan Boot sequnce yaitu CDROM pada urutan pertama, tetapi jika sistem operasi sudah terinstal di komputer kita rubah urutan Boot sequence yaitu HDD pada urutan pertama. Setelah merubah pengaturan boot sequence jangan lupa untuk menyimpan dengan cara tekan F10 atau pilih menu Save & Exit Setup.